Menu

Mode Gelap
PMI Aceh Kirim 60 Relawan ke Aceh Utara dan Tamiang Kapolda Aceh Terobos Jalanan Berlumpur untuk Tiba di Tamiang, Pastikan Penanganan Banjir Berjalan Cepat dan Terkoordinasi Polisi Awasi SPBU untuk Antisipasi Antrean Panjang dan Penimbunan BBM Pasca Bencana Tanpa Data Konkret, Klaim Stok LPG Aman di Aceh Diduga Hanya untuk Menenangkan Lebih dari 50 Persen Gampong di Aceh Terdampak Banjir dan Longsor Ketua Komisi III DPR RI Tegaskan Polri tetap Berada Langsung di Bawah Presiden

News

LPS Jaga Stabilitas Perbankan

badge-check


					Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa saat menjadi pembicara di Forum Simposium Nasional Sumitronomics yang diselenggarakan oleh Alumni FEB UI bersama Katadata di Jakarta, Selasa (3/6/2025). Foto: Dok. LPS Perbesar

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa saat menjadi pembicara di Forum Simposium Nasional Sumitronomics yang diselenggarakan oleh Alumni FEB UI bersama Katadata di Jakarta, Selasa (3/6/2025). Foto: Dok. LPS

JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa, LPS sesuai mandat yang diamanatkan kepadanya akan terus menjaga stabilitas perbankan yang tujuannya untuk mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Upaya yang dilakukan LPS dalam menjaga stabilitas perbankan adalah tingkat kompetisi yang seimbang agar perbankan menjalankan perannya dengan baik dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat, utamanya ke UKM atau usaha rakyat.

Salah satu langkah LPS untuk mengimplementasikan hal tersebut, LPS berencana melakukan penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), di industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) melalui pembuatan platform pembelajaran digital menggunakan Learning Management System (LMS), yang memuat materi mengenai tata kelola, regulasi perbankan, manajemen risiko dan lainnya.

Advertisements
Ad 19

“Tantangan BPR yang menjadi perhatian LPS adalah adanya persaingan yang ketat di era digital serta tata kelola yang belum memadai. Indikasi tindak pidana perbankan juga cenderung berdampak pada kegagalan BPR, hal ini diantaranya disumbang oleh belum memadainya infrastruktur teknologi dan informasi pada BPR,” ujarnya saat menjadi pembicara di Forum Simposium Nasional Sumitronomics yang diselenggarakan oleh Alumni FEB UI bersama Katadata di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Sumitronomics Untuk Indonesia

Dalam kesempatan itu, Purbaya juga mengungkapkan mengenai legacy dari begawan ekonomi Indonesia, Profesor Sumitro Djojohadikusumo dengan konsepnya yang dikenal dengan Soemitronomics. Menurutnya, Sumitronomics masih sangat relevan untuk diimplementasikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan yang berkesinambungan.

“Pemikiran beliau jauh melampaui zamannya dan masih sangat relevan untuk diterapkan pada saat ini, selama 20 tahun terakhir Indonesia melakukan pembangunan dengan pendekatan kebijakan yang tidak terlalu berbeda dengan Sumitronomics,” jelasnya.

Lebih jauh, Purbaya juga mengungkapkan bahwa pengetahuan dan keilmuan Prof Sumitro amat dalam, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial dan politik, serta pemerataan perekonomian.

“Salah satu pemikirannya yang juga sangat relevan untuk diterapkan adalah keseimbangan pembangunan antara mesin fiskal dan swasta, kalau itu dijalankan pertumbuhan ekonomi 6 – 7 persen bisa dicapai,” jelasnya.

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

PMI Aceh Kirim 60 Relawan ke Aceh Utara dan Tamiang

4 Desember 2025 - 04:00 WIB

Kapolda Aceh Terobos Jalanan Berlumpur untuk Tiba di Tamiang, Pastikan Penanganan Banjir Berjalan Cepat dan Terkoordinasi

4 Desember 2025 - 03:24 WIB

Polisi Awasi SPBU untuk Antisipasi Antrean Panjang dan Penimbunan BBM Pasca Bencana

4 Desember 2025 - 03:22 WIB

Tanpa Data Konkret, Klaim Stok LPG Aman di Aceh Diduga Hanya untuk Menenangkan

3 Desember 2025 - 13:20 WIB

Lebih dari 50 Persen Gampong di Aceh Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025 - 12:51 WIB

Trending di News