Menu

Mode Gelap
PMI Aceh Kirim 60 Relawan ke Aceh Utara dan Tamiang Kapolda Aceh Terobos Jalanan Berlumpur untuk Tiba di Tamiang, Pastikan Penanganan Banjir Berjalan Cepat dan Terkoordinasi Polisi Awasi SPBU untuk Antisipasi Antrean Panjang dan Penimbunan BBM Pasca Bencana Tanpa Data Konkret, Klaim Stok LPG Aman di Aceh Diduga Hanya untuk Menenangkan Lebih dari 50 Persen Gampong di Aceh Terdampak Banjir dan Longsor Ketua Komisi III DPR RI Tegaskan Polri tetap Berada Langsung di Bawah Presiden

News

Mahasiswa Prodi SKI UIN Ar-Raniry Belajar Langsung Tradisi Tenun Songket Aceh di Siem

badge-check


					Mahasiswa Prodi SKI UIN Ar-Raniry Belajar Langsung Tradisi Tenun Songket Aceh di Siem Perbesar

BANDA ACEH — Sejumlah mahasiswa Program Studi Sejarah Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh mengikuti kuliah lapangan di Sentra Tenun Songket Nyakmu milik Ibu Dahlia di Gampong Siem, Aceh Besar, Selasa (21/10/2025).

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari pembelajaran lapangan mata kuliah Keterampilan Memandu Wisata dan Budaya. Mahasiswa diajak melihat langsung proses pembuatan songket Aceh sekaligus mengenal nilai-nilai budaya dan kearifan lokal di balik karya tenun tradisional.

Dahlia, pemilik usaha yang meneruskan warisan sang ibu, Maryamu atau lebih dikenal sebagai Nyak Mu, menceritakan bahwa usaha tenun ini sudah dirintis sejak tahun 1973. Songket Nyakmu dikenal dengan beragam motif tradisional Aceh yang dibuat dengan teknik menenun manual oleh para pengrajin setempat.

Advertisements
Ad 19

“Kami senang generasi muda datang belajar dan menghargai warisan ini. Semoga tradisi menenun tidak hilang dan tetap dilestarikan,” ujar Maulina, penanggung jawab sentra tenun tersebut.

Maulina menambahkan, pada awalnya bahan songket dibuat dari benang sutra karena teksturnya lembut dan berkilau. Namun, karena sutra semakin sulit ditemukan dan mahal, kini bahan diganti dengan katun yang lebih mudah diperoleh. Sebagian besar benang harus didatangkan dari luar daerah.

Dosen pembimbing lapangan, Istiqamatunnisak MA, menjelaskan bahwa kuliah lapangan ini menjadi sarana pembelajaran kontekstual yang memberi pengalaman langsung bagi mahasiswa.

“Belajar dari para pengrajin memberi pemahaman bahwa di balik selembar kain songket yang indah ada nilai kesabaran, ketelitian, dan cinta terhadap budaya yang luar biasa,” katanya.

Istiqamatunnisak berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan di masa mendatang. “Pendekatan lapangan seperti ini menumbuhkan apresiasi mahasiswa terhadap kekayaan tenun Aceh sekaligus mendorong mereka untuk ikut menjaga kelestarian budaya lokal,” ujarnya.

Kuliah lapangan diakhiri dengan sesi praktik menenun sederhana dan dialog bersama para pengrajin yang telah berpuluh tahun menjaga tradisi khas Aceh tersebut. [ ]

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

PMI Aceh Kirim 60 Relawan ke Aceh Utara dan Tamiang

4 Desember 2025 - 04:00 WIB

Kapolda Aceh Terobos Jalanan Berlumpur untuk Tiba di Tamiang, Pastikan Penanganan Banjir Berjalan Cepat dan Terkoordinasi

4 Desember 2025 - 03:24 WIB

Polisi Awasi SPBU untuk Antisipasi Antrean Panjang dan Penimbunan BBM Pasca Bencana

4 Desember 2025 - 03:22 WIB

Tanpa Data Konkret, Klaim Stok LPG Aman di Aceh Diduga Hanya untuk Menenangkan

3 Desember 2025 - 13:20 WIB

Lebih dari 50 Persen Gampong di Aceh Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025 - 12:51 WIB

Trending di News