BANDA ACEH — UIN Ar-Raniry Banda Aceh menegaskan komitmennya dalam upaya pencegahan kekerasan seksual, termasuk kekerasan berbasis gender online (KBGO), melalui partisipasi dalam Talkshow “Think Before Click: Jebakan Seksual di Dunia Maya” yang digelar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (13/11/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Convention Hall ini menghadirkan dua narasumber nasional, yakni Prof Dr Alimatul Qibtiyah MSi Komisioner Komnas Perempuan, serta AKP Irwan, perwira Polri dengan pengalaman menangani kasus kejahatan digital.
Prof Alimatul menyebut meningkatnya kasus KBGO perlu ditanggapi serius oleh perguruan tinggi. Ia menilai tidak sedikit korban penyebaran konten intim tanpa persetujuan yang masih menghadapi kriminalisasi ataupun reviktimisasi.
“Kampus harus menjadi ruang aman bagi korban. Tanpa dukungan institusi, korban akan semakin terpinggirkan,” tegasnya.
AKP Irwan juga mengingatkan bahwa aktivitas digital memiliki konsekuensi hukum. Ia meminta masyarakat selektif dalam membagikan informasi pribadi untuk mencegah penyalahgunaan data.
Perwakilan UIN Ar-Raniry hadir Syarifah Rahmatillah MH dosen Fakultas Syariah dan Hukum sekaligus Sekretaris Prodi S3 Fiqh Modern Pascasarjana. Menurutnya, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi PTKIN untuk menyatukan langkah pencegahan kekerasan seksual, terutama di ruang digital.
“Forum seperti ini membantu kampus mengevaluasi, menguatkan, dan menyelaraskan sistem perlindungan mahasiswa di seluruh PTKIN,” ujarnya.
Ketua PSGA UIN Ar-Raniry, Dr Nashriyah, MA menyampaikan bahwa pencegahan kekerasan seksual merupakan program strategis yang menjadi prioritas universitas.
“Rektor UIN Ar-Raniry menegaskan bahwa keselamatan dan martabat mahasiswa adalah prioritas utama. Kampus harus memastikan setiap individu terlindungi dari segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan digital,” ujar Nashriyah.
Ia menyampaikan bahwa Rektor menaruh perhatian besar pada penguatan kapasitas PSGA dan ULT PPKS agar dapat memberikan layanan dan pendampingan yang cepat, ramah korban, dan profesional.
“Beliau menekankan bahwa UIN Ar-Raniry harus menjadi teladan di lingkungan PTKIN dalam membangun ekosistem kampus yang aman, etis, dan responsif terhadap dinamika digital,” tambahnya.
UIN Ar-Raniry melalui ULT PPKS–PSGA terus memperkuat kebijakan internal, memperluas jejaring kemitraan, serta meningkatkan literasi digital bagi sivitas akademika. Partisipasi dalam forum nasional ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk memastikan perlindungan mahasiswa dijalankan secara terstruktur dan berkesinambungan.
UIN Ar-Raniry menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, dan bebas kekerasan, baik dalam aktivitas akademik sehari-hari maupun dalam interaksi digital. [ ]






