Menu

Mode Gelap
PMI Aceh Kirim 60 Relawan ke Aceh Utara dan Tamiang Kapolda Aceh Terobos Jalanan Berlumpur untuk Tiba di Tamiang, Pastikan Penanganan Banjir Berjalan Cepat dan Terkoordinasi Polisi Awasi SPBU untuk Antisipasi Antrean Panjang dan Penimbunan BBM Pasca Bencana Tanpa Data Konkret, Klaim Stok LPG Aman di Aceh Diduga Hanya untuk Menenangkan Lebih dari 50 Persen Gampong di Aceh Terdampak Banjir dan Longsor Ketua Komisi III DPR RI Tegaskan Polri tetap Berada Langsung di Bawah Presiden

Pemerintahan

Mualem Tinjau Abrasi Parah di Lhok Puuk Aceh Utara

badge-check


					Mualem Tinjau Abrasi Parah di Lhok Puuk Aceh Utara Perbesar

ACEH UTARA – Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) meninjau langsung kondisi permukiman warga yang tergerus abrasi laut di Gampong Lhok Puuk, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (16/11/2025).

Dalam kunjungan itu, Mualem menyebut situasi di kawasan tersebut sudah sangat mengkhawatirkan dan membutuhkan penanganan cepat agar tidak makin meluas.

“Saya harapkan secepat mungkin diperbaiki ya, karena ini kalau boleh dikatakan kondisinya darurat. Supaya cepat,” kata Mualem saat berada di lokasi.

Advertisements
Ad 19

Mualem menambahkan akan segera memanggil Tim Anggaran Pemerintah Aceh (TAPA) untuk menindaklanjuti penanganan abrasi tersebut agar dampaknya tidak semakin meluas.

Bupati Aceh Utara Ismail A. Jalil atau Ayahwa yang turut mendampingi kunjungan itu menyampaikan apresiasi atas perhatian Pemerintah Aceh terhadap warga terdampak abrasi di Lhok Puuk.

“Terima kasih banyak kepada Bapak Gubernur yang pada hari ini kita telah bersama-sama melihat langsung bagaimana kejadian abrasi di Lhok Puuk. InsyaAllah Pak Gubernur sudah mengatakan bahwa akan berusaha secepat mungkin sehingga masyarakat Lhok Puuk aman. Mudah-mudahan cepat selesai,” kata Ayahwa.

Keuchik Lhok Puuk, T. Bakhtiar, menjelaskan bahwa abrasi yang kian parah telah merusak permukiman penduduk sejak beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data gampong, terdapat 475 kepala keluarga (KK) di Lhok Puuk, dan 214 KK di antaranya sudah terdampak langsung abrasi.

“Yang sudah terbawa arus 38 KK (rumah) dan tidak ada lagi jejaknya,” kata Bakhtiar. Ia menyebut permukiman yang dulunya padat kini berubah menjadi garis pantai. “Ini tanahnya memiliki sertifikat tempat kita berdiri di sini yang kini menjadi pantai.”

Bakhtiar mengatakan abrasi semakin tajam sejak sekitar 2019. Kini, air laut bahkan mulai masuk ke permukiman warga ketika pasang purnama berlangsung. Kondisi ini menyebabkan fasilitas dasar turut terdampak.

Misalnya, abrasi yang terus terjadi telah merusak badan jalan utama gampong. Jalan yang sebelumnya menjadi akses utama bagi warga kini sebagian sudah amblas diterjang ombak.

“Hari ini bukan hanya badan jalan yang rusak, tapi saat pasang purnama air sudah masuk ke perkampungan penduduk. Jadi sumur yang biasanya dipergunakan untuk mandi sudah tidak bisa lagi dipergunakan. Karena di sini juga tidak ada lagi air PDAM. Pipanya ada setelah tsunami, tapi airnya tidak teraliri,” jelasnya.

Pemerintah gampong berharap penanganan darurat segera dilakukan, termasuk pembangunan pemecah gelombang serta relokasi sementara warga yang sudah kehilangan tempat tinggal.

Mualem memastikan pemerintah akan mengupayakan langkah mitigasi dan penanggulangan jangka pendek maupun jangka panjang. “Kita tidak ingin ada korban lebih besar lagi. Semua harus kita lakukan dengan cepat,” katanya.[]

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Perdana, Peunaron Miliki Posko Pengaduan Konflik Satwa

25 November 2025 - 22:54 WIB

Mualem Lantik Ketua BRA Periode 2025-2030

24 November 2025 - 23:03 WIB

Dinas Sosial Aceh Raih Predikat Baik pada Monev Pelayanan Informasi Publik 2025

24 November 2025 - 14:28 WIB

Pemerintah Aceh Gerak Cepat Penuhi Permintaan Bantuan Logistik Wabup Aceh Utara

23 November 2025 - 21:55 WIB

‎Wakil Gubernur Resmi Buka Aceh Festival 2025

22 November 2025 - 23:01 WIB

Trending di Pemerintahan