ACEH SELATAN – Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) akan menggelar Festival Rapai Debus Tahun 2025, untuk menghidupkan khazanah seni budaya yang sempat senyap dan kurang pembinaan.
Pejabat pelaksana tugas (PLT) Kepala Disdikbud Aceh Selatan Zikri, S.Pd melalui Kepala Bidang Kebudayaan Teuku Muhassibi, S.Sos, M.Si menyampaikan bahwa pihaknya akan menggelar Festival Rapai Debus dipusatkan di Alun-alun Kota Tapaktuan, dan akan berlangsung pada tanggal 9 – 15 September 2025.
“Sesuai arahan dan bimbingan bapak bupati, Festival Rapai Debus Aceh Selatan Tahunn 2025 akan berlangsung selama sepekan. Atraksi uji nyali, menampilkan seni tradisi yang sarat nilai budaya, keberanian dan religiusitas ini disuguhkan pada malam hari,” ujar Teuku Muhassibi kepada Wartawan Jumat malam 5 September 2025.
Festival penuh keberanian ini diikuti sanggar-sanggar debus yang ada di Aceh Selatan, juga membuka ruang partisipasi bagi sanggar dari luar daerah untuk menampilkan kepiawaiannya di pentas uji nyali.
Menurut Muhassibi, festival Rapa`i Debus diselenggarakan Pemkab Aceh Selatan bukan hanya sebagai instrumen hiburan, tetapi menjadi wadah pembinaan, pelestarian, dan kebangkitan kembali sanggar-sanggar debus yang sudah lama tidak aktif (mati suri).
Perlu disampaikan, seni Rapa`i Debus Aceh Selatan pernah mengharumkan nama daerah sekaligus menggetarkan pesona penggelar dimata provinsi Aceh dan nasional. Namun, akhir-akhir ini bak kerakap tumbuh dibatu akibat minim perhatian.
“Sebelumnya seni budaya Rapai Debus kurang perhatian dari pemerintah. Akibatnya, 80% dari 45 sanggar debus di Aceh Selatan mati suri, kini kembali bangkit dengan diselenggarakan festival Debus 2025, atas komitmen pimpinan daerah,” ujar Teuku Muhassibi.
Berdasarkan data dan dokumen pada Disdikbud, Aceh Selatan memiliki kurang lebih 45 sanggar debus yang tersebar di berbagai kecamatan, mulai dari Meukek, Sawang, Samadua, Tapaktuan, Pasie Raja, Kluet Raya, Bakongan, Kota Bahagia, hingga Trumon.
Diperkirakan sekitar 80% sanggar debus Aceh Selatan yang dikagumi dan dinanti-nantikan pengunjung saat berlangsungnya Pekan Kebuadayaan Aceh (PKA) ini sudah kurang aktif akibat kurangnya perhatian dan pembinaan dari pemerintah daerah.
“Bapak bupati dan wakil bupati (H. Mirwan MS-H. Baital Mukadis) menaruh perhatian serius terhadap kondisi tersebut dan berkomitmen melestarikan kebudayaan daerah yang dibanggakan sebagai warisan leluhur,” imbuhnya.
Melalui Disdikbud, pimpinan daerah mengarahkan agar seni budaya warisan leluhur dilestarikan dan berdayaguna hingga tingkat nasional bahkan dunia.
Pimpinan daerah juga berharap kesenian asli leluhur seperti Debus Syeh Dua Belas salah satu identitas yang patut dipertahankan sebagai budaya daerah. Selain debus, kesenian seperti Landok Sampot, Rapai Geleng, dan Damping juga menjadi bagian dari kekayaan budaya yang harus dijaga sepanjang masa.
“Bentuk komitmen pimpinan daerah periode 2025-2030, sebelumnya Disdikbud telah melaksanakan pelatihan Rapai Debus tingkat SMP se-Kabupaten Aceh Selatan pada Juli 2025,” ungkap Muhassibi lagi.
Penyelenggaraan festival ini diharapkan menjadi motor penggerak kebangkitan budaya Debus Aceh Selatan, sekaligus mempertegas identitas seni daerah di tingkat yang lebih luas.
Festival Rapai Debus Aceh Selatan 2025 diproyeksikan menjadi agenda budaya bergengsi tahun ini, serta momentum penting bagi pelestarian kesenian tradisi yang hampir punah.
Pemerintah berharap festival ini dapat membangkitkan kembali semangat sanggar-sanggar Rapai Debus agar tidak punah ditelan moderenisasi. Sehingga warisan budaya leluhur tetap hidup dan dapat diwariskan kepada generasi penerus sebagai khazanah karya anak bangsa.
Perlu diinformasikan, Disdikbud Aceh Selatan mengajak seluruh sanggar debus yang ada di Aceh Selatan untuk segera mendaftarkan diri dan berpartisipasi. Bersama-sama membangkitkan kembali kejayaan kesenian asli Aceh Selatan.
“Pendaftaran dibuka untuk seluruh sanggar debus di Aceh Selatan serta peserta dari luar daerah, informasi dan pendaftaran langsung dilayani pada Bidang Kebudayaan Disdikbud Aceh Selatan tiap hari kerja,” tandas Muhassibi.
Indormasi dihimpun, sanggar Rapai Debus Aceh Selatan pernah mengguncang perhatian publik dan membelalakan mata dunia. Buntut atraksi menegangkanb menggunakan senjata tajam, bambu runcing, rantai besi panas membara, bor listrik bahkan gergaji mesin, serta aneka pertunjukan lain di event-event bergengsi, baik level provinsi maupun pentas nasional.(*)











