Menu

Mode Gelap
Tinjau Lokasi Konservasi Gajah di Aceh Tengah, Mualem Komitmen Atasi Konflik Manusia-Satwa Liar SAPA Desak Kemenag dan Dinas Pendidikan Aceh Bubarkan Komite UIN Ar-Raniry Perkuat Strategi Internasionalisasi dan Targetkan Peringkat Dunia UIN Ar-Raniry Raih 41 Medali di POMDA Aceh XIX, Tempati Peringkat Keempat DWP UIN Ar-Raniry Dorong Pemberdayaan Perempuan melalui Pendidikan, Ekonomi, dan Sosial Budaya Muhammad Iswanto Dicopot dari Kepala DPMPTSP Aceh

News

SAPA Desak Kemenag dan Dinas Pendidikan Aceh Bubarkan Komite

badge-check


					Ketua SAPA, Fauzan Adami Perbesar

Ketua SAPA, Fauzan Adami

BANDA ACEH – Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) secara tegas mendesak Kementerian Agama (Kemenag) dan Dinas Pendidikan untuk membubarkan seluruh komite sekolah dan madrasah di Aceh.

Desakan ini muncul setelah banyak laporan dari wali murid terkait dugaan pungutan liar (pungli) yang difasilitasi oleh komite, khususnya saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan berbagai kegiatan sekolah lainnya.

Ketua SAPA, Fauzan Adami, menegaskan bahwa keberadaan komite sekolah dan madrasah di Aceh saat ini telah jauh menyimpang dari fungsi utamanya sebagai mitra pengawasan. Alih-alih menjadi perwakilan kepentingan masyarakat dalam mengawasi kebijakan sekolah, komite justru berperan sebagai perpanjangan tangan sekolah untuk memberlakukan berbagai pungutan yang sangat memberatkan wali murid.

“Ini jelas mencederai semangat pendidikan yang seharusnya inklusif, tidak diskriminatif, dan gratis sebagaimana dijanjikan oleh negara. Banyak orang tua merasa sangat terbebani secara ekonomi, bahkan ada yang terpaksa mengundurkan diri karena tidak mampu memenuhi permintaan biaya yang tidak resmi ini,” tegas Fauzan, Kamis (19/6/2025).

“Pungutan seperti biaya masuk, seragam, hingga sumbangan pembangunan sering dibungkus dengan istilah ‘hasil kesepakatan komite dan musyawarah’. Namun faktanya, proses itu tidak transparan, cenderung sepihak, dan kerap memaksa wali murid membayar hingga jutaan rupiah. Ini bukan sumbangan, tapi pemaksaan yang merugikan masyarakat.” tambahnya.

SAPA menyampaikan apresiasi kepada madrasah yang telah mengembalikan semua pungutan kepada wali murid. Namun, bagi madrasah dan sekolah negeri yang masih menahan dana pungutan agar segera dikembalikan. Bila tidak, konsekuensi hukum bisa saja terjadi.

“Kami ucapkan terima kasih kepada madrasah yang telah mengembalikan pungutan. Bagi yang belum, segera kembalikan uang tersebut agar tidak menjadi masalah hukum di kemudian hari. Kepada wali murid, jangan ragu melapor jika uang belum juga dikembalikan,” ujar Fauzan.

Lebih lanjut, SAPA juga mendesak Polresta Banda Aceh untuk menyelidiki aliran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dana pungutan yang telah dikumpulkan selama ini. Praktik pungutan liar ini bukan hal baru, bahkan diduga telah berlangsung bertahun-tahun.

“Ini penting karena dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat miskin. Kami menduga biaya masuk yang tinggi memang sengaja diberlakukan agar hanya anak dari keluarga kaya yang bisa masuk. Banyak siswa dari keluarga kurang mampu terpaksa mundur, seperti kasus anak petani yang gagal masuk ke MIN karena tidak mampu membayar,” jelasnya.

SAPA menegaskan bahwa pelaku pungli harus diproses secara hukum untuk memberikan efek jera. Penindakan yang tegas akan menjadi kunci agar praktik serupa tidak terus berulang dan merugikan masyarakat.

“Kami dari SAPA akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Pendidikan adalah hak semua warga negara, bukan hanya milik mereka yang mampu membayar,” tutup Fauzan.

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

UIN Ar-Raniry Perkuat Strategi Internasionalisasi dan Targetkan Peringkat Dunia

19 Juni 2025 - 14:28 WIB

DWP UIN Ar-Raniry Dorong Pemberdayaan Perempuan melalui Pendidikan, Ekonomi, dan Sosial Budaya

19 Juni 2025 - 14:24 WIB

Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Bireuen

19 Juni 2025 - 13:32 WIB

Prabowo Tunjukkan Kearifan terhadap Aceh, Rektor UIN Ar-Raniry: Ini Pemulihan Martabat Masyarakat Pesisir

18 Juni 2025 - 05:46 WIB

FAH UIN Ar-Raniry-UKM Malaysia Bahas Tantangan Bahasa Arab di Era Modern

18 Juni 2025 - 05:42 WIB

Trending di News